Setiap manusia pasti mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal pun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli waris.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Misalnya, eseorang yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa ” Bagai pungguk merindukan bulan ”.
Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, misalnya seorang mahasiswa mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pernah hadir kuliah, meghadapi ujian dengan santai, jika seperti itu bagaimana mendapatkan nilai A, lulus pun mungkin tidak.
Harapn harus disertai jiga dengan keyakinan, baik kepercayaan kepada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh dan disertai pula denga doa yang merupakan sarana terkabulnya suatu harapan.
Saya pribadi pun mempunyai suatu harapan yaitu mendapatkan nilai A permata kuliah, untuk mendapatkan nilai seperti itu tidaklah mudah seperti halnya membalikkan telapak tangan, diperlukan suatu usaha yang extra. Waktu saya SMA, saya menyesal karena belajar yang kurang sungguh-sungguh dan akibatnya nilai saya pun jatuh, oleh karena itu untuk memperbaiki nilai itu saya harus belajar dengan giat dan extra sunguh-sungguh. Sehingga pada akhirnya dari semester ke semester nilai saya mulai berubah dan beranjak bagus, dan selepas SMA saya memiliki harapan untuk meneruskannya ke jengjang yang lebih atas lagi yaitu jenjang mahasiswa, untuk itu saya berjanji untuk tidak bermain-main lagi dalam belajar, dan ingin mendapatkan nilai dengan IPK diatas 3.
Memang dalam belajar itu dapat dirasakan kelelahan yang sangat besar, tetapi demi kesungguhan dan nilai yang diharapkan, malam demi malam telah terlewati, tugas demi tugas telah menanti untuk dukerjakan dan dengan penuh rasa sungguh-sungguh saya pun mengerjakan tugas tersebut, waktu pun terus berlalu dan ujian pun semakin dekat target dan harapan saya adalah mendapatkan nilai UTS yang bagus karena pada nilai itulah yang memiliki point sangat besar, oleh karena itu giat belajar pun teru ditingkatkan. Dan dengan doa dan harapan yang diinginkan ujian pun terlaksana dengan baik dan Alhamdulillah harapan yang diinginkan tercapai dengan mendapatkan IPK 3.17 pada semester yang pertama.
Untuk itu demi menjaga mutu dan kualitas saya terus belajar dan berusaha tak lupa juga disertai dengan doa kepada yang Maha Pemberi kemudahan, karena dengan usaha yang kita lakukan Allah pun akan memberukan jalan yang terbaik untuk kita, seperti pepatah mengatakan ” Dimana ada kesulitan, disitu pasti ada kemudahan ”, yakinlah ucapan itu akan muncul untuk kita jikalau semua itu dilengkapi dengan usaha dan bekerja keras yang maksimal.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Misalnya, eseorang yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa ” Bagai pungguk merindukan bulan ”.
Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, misalnya seorang mahasiswa mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pernah hadir kuliah, meghadapi ujian dengan santai, jika seperti itu bagaimana mendapatkan nilai A, lulus pun mungkin tidak.
Harapn harus disertai jiga dengan keyakinan, baik kepercayaan kepada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh dan disertai pula denga doa yang merupakan sarana terkabulnya suatu harapan.
Saya pribadi pun mempunyai suatu harapan yaitu mendapatkan nilai A permata kuliah, untuk mendapatkan nilai seperti itu tidaklah mudah seperti halnya membalikkan telapak tangan, diperlukan suatu usaha yang extra. Waktu saya SMA, saya menyesal karena belajar yang kurang sungguh-sungguh dan akibatnya nilai saya pun jatuh, oleh karena itu untuk memperbaiki nilai itu saya harus belajar dengan giat dan extra sunguh-sungguh. Sehingga pada akhirnya dari semester ke semester nilai saya mulai berubah dan beranjak bagus, dan selepas SMA saya memiliki harapan untuk meneruskannya ke jengjang yang lebih atas lagi yaitu jenjang mahasiswa, untuk itu saya berjanji untuk tidak bermain-main lagi dalam belajar, dan ingin mendapatkan nilai dengan IPK diatas 3.
Memang dalam belajar itu dapat dirasakan kelelahan yang sangat besar, tetapi demi kesungguhan dan nilai yang diharapkan, malam demi malam telah terlewati, tugas demi tugas telah menanti untuk dukerjakan dan dengan penuh rasa sungguh-sungguh saya pun mengerjakan tugas tersebut, waktu pun terus berlalu dan ujian pun semakin dekat target dan harapan saya adalah mendapatkan nilai UTS yang bagus karena pada nilai itulah yang memiliki point sangat besar, oleh karena itu giat belajar pun teru ditingkatkan. Dan dengan doa dan harapan yang diinginkan ujian pun terlaksana dengan baik dan Alhamdulillah harapan yang diinginkan tercapai dengan mendapatkan IPK 3.17 pada semester yang pertama.
Untuk itu demi menjaga mutu dan kualitas saya terus belajar dan berusaha tak lupa juga disertai dengan doa kepada yang Maha Pemberi kemudahan, karena dengan usaha yang kita lakukan Allah pun akan memberukan jalan yang terbaik untuk kita, seperti pepatah mengatakan ” Dimana ada kesulitan, disitu pasti ada kemudahan ”, yakinlah ucapan itu akan muncul untuk kita jikalau semua itu dilengkapi dengan usaha dan bekerja keras yang maksimal.
Post a Comment